Impian Sebuah Senyuman (Short Story)

Gelap. Malam pun tiba, bulan dan bintang pun mulai menerangi kegelapan. Suara jangkrik seakan menjadi sebuah nyayian penghantar tidur. Jam pun telah menujukan waktu tengah malam. Doaku sebelum hendak berpetualang dialam mimpiku aku panjatkan, berharap tidurku senantiasa dalam lindungannya. Semoga aku dapat segera berpetualang dan menjelajah dalam sebuah mimpi yang indah.
 
Aku mulai memasuki alam mimpiku. Gelap itu berubah menjadi dunia terang yang penuh dengan warna-warni keindahan. Aku bersama seorang yang dulu aku cintai. Mengapa aku merasa senang? Mungkinkah sampai kini aku masih menyukainya? Entahlah.

Impian Sebuah Senyuman (Short Story)

Dalam mimpi merajut asa, mengukir cerita dalam angan aku bersamanya. Subhanallah..dia tersenyum padaku. Senyuman yang khas itu terlukis manis dengan taburan ketulusan dan berhiaskan kasih sayang. Bahagiaku kini telah terlihat di depan mataku. Senyumannya dan tatapan penuh cinta tertuju kearahku. Ya Allah, aku amat menyukai senyuman dan tatapan itu. Bagai dua sisi yang tak berdinding, aku dan dia saling tersenyum dan sapa. Seakan waktu pun ikut bahagia, aku tak ingin semua ini cepat berlalu.

Matahari pun menyapa dari ufuk timur, suara ayam seakan menjadi jam yang mengharuskanku tuk cepat bangun dari tidur dan mimpiku. Aku pun terbangun, dengan masih mengingat impian itu aku tersenyum. Apakah ini jawaban dari doaku semalam? Aku tak tahu. Kenyataan pun menyadarkanku, dia bukanlah miliku lagi dan mungkin saja dia telah bahagia dengan kehidupan barunya. Bukan mungkin, tapi pasti dia telah bahagia. Walaupun begitu aku yakin bahwa Tuhan itu memang adil, dia Maha Mengetahui yang terbaik bagi makhluknya.

Aku berharap siapa pun seorang dengan jarak dekat atau pun jauh disana, jika dia memang yang terbaik untukku maka persatukanlah kami, dan jika dia bukanlah yang terbaik untukku maka aku serahkan kembali padamu ya Allah.. Amin


By:

Rini Andriani
>27 Mei 2014<

Postingan terkait: